Harga Rumah Kavling 2025 Terbaru Siap Bangun di Jakarta
Harga Rumah Kavling 2025 Terbaru Siap Bangun di Jakarta Harga Rumah Kavling – Kalau kamu tanya saya, “Mas, tahun 2025 […]
Aku masih ingat jelas sore itu—macet, hujan, dan suasana jalanan Jakarta Timur yang padat. Aku dan istriku duduk diam di dalam mobil sambil menatap Waze yang bilang “ETA 47 menit” padahal jaraknya cuma 5 kilometer. Tapi hari itu penting. Kami lagi dalam perjalanan melihat rumah kavling 2 lantai yang katanya “strategis dan bisa KPR 10% doang.”
Aku skeptis. Jakarta Timur? Kavling? Dua lantai? Dua miliar? Serius?
Tapi semua berubah setelah kami masuk ke kawasan Annora Fine Living, tepatnya di Jl. Perumahan Jatinegara Indah, daerah Pulo Jahe. Sebagai seorang pekerja kantoran yang udah bosan ngontrak dan punya dua anak yang butuh ruang, ini bukan cuma soal rumah—tapi tentang masa depan. Dan dari sini, aku mulai belajar banyak hal yang seharusnya kupahami sejak dulu soal beli rumah kavling 2 lantai di Jakarta.
1. Jangan Hanya Lihat Harga Rumah, Tapi Lihat Harga Hidup di Sekitarnya
Aku dulu cuma fokus ke harga rumah.
“Wah, 2 miliaran. Ya masih bisa lah dicicil.”
Tapi nyatanya, harga rumah itu baru awal. Ada PPN, AJB, BPHTB, dan BBN yang belum masuk di harga utama. Di Annora Fine Living, semua biaya ini belum termasuk ya—jadi pastikan kamu alokasikan dana tambahan sekitar 10–12% dari harga jual.
Dan jangan lupa biaya hidup sekitar. Untungnya, Annora itu deket banget sama Stasiun Buaran, terus ada Transjakarta Rute 11D, Mikrotrans Jaklingko 99, bahkan cuma 12 menit ke LRT Pulomas. Artinya, kita bisa hemat jutaan rupiah tiap bulan dari ongkos transportasi. Itu yang jarang orang hitung.
Dari sini aku sadar: rumah bukan sekadar bangunan. Tapi juga akses, waktu tempuh, dan efisiensi hidup.
2. Harga 2 Miliar untuk 2 Lantai? Bisa Masuk Akal Kalau Lihat Spesifikasinya
Aku sempat bandingin sama rumah lain di kawasan Bintaro dan Pondok Gede. Harga mirip. Tapi yang bikin aku makin jatuh hati sama Annora itu ya spesifikasi rumah kavlingnya.
Bayangin aja:
Dan yang paling penting: ruang keluarga dan ruang tengah yang cukup luas untuk anak-anak lari-lari
Buat aku yang kerja remote beberapa hari dalam seminggu, aku butuh rumah yang punya layout “nafas.” Dan desain di Annora ini nggak bikin sumpek. Terasa lega meskipun di lahan di bawah 100 meter persegi.
Aku juga suka karena dindingnya nggak nempel langsung sama tetangga, ada jarak antar bangunan. Ini nilai plus besar buat privasi dan sirkulasi udara.
3. Sistem Pembayaran yang Paling Masuk Akal? Menurutku: KPR 10% Itu Kunci
Gini… nggak semua orang punya uang cash ratusan juta buat DP rumah. Aku juga nggak. Tapi untungnya, di Annora Fine Living ada opsi KPR dengan uang muka cuma 10%.
Waktu itu aku hitung-hitung:
Setelah DP lunas, sisa 90% tinggal diurus lewat bank partner yang sudah kerja sama.
Jujur, awalnya agak berat. Tapi karena gajiku dan istriku digabung, akhirnya kita mampu cicil DP 3 bulan. Sementara itu, UTJ-nya cuma Rp20 juta, yang menurutku reasonable buat nge-lock unit di lokasi strategis kayak gini.
Ada juga pilihan tunai keras dan tunai bertahap 24 bulan, tapi waktu itu aku ngerasa KPR lebih sesuai karena ada fleksibilitas.
4. Lokasi Itu Investasi yang Nggak Bisa Dibohongin
Kalau kamu cari rumah kavling dua lantai yang benar-benar strategis, coba buka Google Maps dan ketik: “Annora Fine Living, Pulo Jahe.”
Keren banget sih, dari sini:
Dan udah deket Tol Dalam Kota sama Tol Jorr. Iya, dua-duanya.
Ini tuh kayak jackpot buat aku. Karena keluarga kami nggak cuma kerja di Jakarta, tapi kadang harus ke Bandung dan luar kota. Dulu pernah ditawarin rumah yang agak masuk ke dalam (masih di Jakarta Timur juga), tapi keluar masuknya aja bisa setengah jam sendiri.
Di Annora, kita punya mobilitas premium tanpa harus tinggal di pusat kota. Dan ini menurutku adalah “aset tersembunyi” yang akan terus naik nilainya.
5. Aku Salah Hitung Biaya Renovasi… Tapi Untung Desain Aslinya Udah Oke Banget
Oke, ini jujur aja ya. Aku sempat underestimate biaya tambahan setelah rumah diserahterimakan.
Kupikir, “Ah paling tinggal pasang kitchen set dan AC.”
Ternyata? Salah besar. Ada biaya finishing kecil-kecil kayak:
Tapi yang melegakan: desain asli rumahnya udah estetik dan modern minimalis. Jadi aku nggak perlu bongkar banyak. Terutama bagian fasad depan, udah cakep banget. Bikin tetangga sebelah langsung tanya, “Beli di mana sih, bangunan developernya rapi.”
Aku akhirnya sadar pentingnya beli rumah dari developer resmi kayak Perumda Pembangunan Sarana Jaya. Karena build quality-nya beda jauh dari rumah-rumah kavling semi-lokal yang pernah aku lihat sebelumnya.
6. Komunitas Itu Bonus Tambahan yang Nggak Bisa Dibeli
Ini hal yang baru aku rasain beberapa bulan setelah pindah. Di Annora, ternyata banyak penghuni muda—keluarga muda, profesional, dan beberapa pensiunan aktif.
Setiap Sabtu pagi ada yang ngajak jogging bareng. Anak-anak main sepeda di depan rumah. Dan ada grup WhatsApp warga yang aktif banget.
Aku pernah tinggal di apartemen, dan meskipun praktis, kadang rasanya sepi. Di sini, meskipun ini rumah kavling, rasanya hidup. Ada tetangga yang saling sapa. Itu bikin kami betah.
Beberapa Pelajaran yang Bisa Kamu Petik Kalau Lagi Cari Rumah Kavling 2 Lantai:
Kalau kamu lagi nyari rumah kavling 2 lantai di Jakarta Timur, dengan lokasi yang benar-benar strategis, layout fungsional, dan developer terpercaya—Annora Fine Living itu masuk akal banget.
Harga 2 miliaran bukan harga murah, tapi kalau kamu bandingin value-nya dengan pilihan lain, ini tuh “smart buy”, bukan cuma “murah” doang.
Dan kalau kamu butuh bantuan, tinggal hubungi tim pemasaran resmi di:
Nggak ada salahnya survei langsung. Kadang kamu harus lihat sendiri, baru kamu ngerti kenapa orang jatuh cinta sama tempatnya.
Semoga pengalaman gue ini bisa ngebantu kamu yang lagi galau cari rumah kavling 2 lantai. Jangan cuma lihat harga, lihat juga cerita di baliknya. Karena rumah bukan cuma tempat tinggal, tapi tempat hidup dimulai ulang.
Kalau kamu ada pertanyaan, drop aja di komentar blog ini. Kita ngobrol bareng.
Harga Rumah Kavling 2025 Terbaru Siap Bangun di Jakarta Harga Rumah Kavling – Kalau kamu tanya saya, “Mas, tahun 2025 […]