Beli Rumah Kavling di Jakarta Timur Dapet Hadiah Langsung Motor Serta Subsidi KPR 50 Juta
Beli Rumah Kavling di Jakarta Timur Dapet Hadiah Langsung Motor Serta Subsidi KPR 50 Juta Beli Rumah Kavling di Jakarta […]
Kalau kamu saat ini lagi galau antara terus ngontrak atau mulai nyicil rumah, percayalah: saya pernah ada di posisi itu juga. Dan saya nggak akan lupa rasanya — tiap bulan bayar sewa, tapi merasa nggak punya “akar” di mana pun. Sampai akhirnya, saya ketemu satu program menarik dari Annora Fine Living, perumahan kavling dua lantai di kawasan Pulo Jahe, Jakarta Timur, yang nawarin subsidi KPR hingga Rp50 juta. Awalnya saya skeptis. Tapi setelah saya gali lebih dalam, saya malah mikir, “Lho, ini bisa jadi momen paling masuk akal buat mulai punya rumah sendiri.”
Artikel ini saya tulis buat kamu yang pengin tahu secara jujur dan detail: gimana rasanya beli rumah kavling dua lantai dengan skema KPR yang dikasih subsidi Rp50 juta itu? Apakah benar worth it? Apa jebakan betmen-nya? Dan pelajaran apa yang saya dapet dari prosesnya?
1. Kenapa Saya Pilih Rumah Kavling Dua Lantai?
Saya udah cukup kenyang lihat rumah-rumah tipe 36 atau 45 yang kadang terasa sempit banget. Bukan bermaksud merendahkan, ya. Tapi ketika saya lihat Annora Fine Living nawarin rumah kavling dua lantai dengan luas lahan 90 m² dan luas bangunan 85 m², saya langsung ngebatin: “Wah ini bisa nafas nih!”
Gaya bangunannya juga modern tropis, bukan yang desain pasaran. Dan yang paling saya suka? Kavling. Artinya saya punya kontrol atas lahan sendiri. Bisa renovasi, perluas taman, atau bahkan bangun rooftop kalau nanti anak udah gede. Nggak kayak rumah subsidi kluster yang biasanya lahan belakangnya nyaris nggak ada.
2. Lokasi, Lokasi, Lokasi!
Saya nggak akan bohong: faktor lokasi itu deal-breaker. Percuma rumah bagus kalau jauh dari mana-mana. Nah, rumah ini ada di Jl. Perumahan Jatinegara Indah, Pulo Jahe, yang surprisingly dekat banget ke pusat kota.
Beberapa catatan penting:
Bagi saya yang kerja remote tapi sesekali mesti ke pusat Jakarta, ini beneran ideal.
3. Harga Masuk Akal, Skema Pembayaran Fleksibel
Oke, saya tahu, harga rumah 2 miliaran bukan angka kecil. Tapi mari kita bongkar, ya. Rumah dua lantai, luas 90/85, di Jakarta Timur, dengan akses sebaik itu… kalau kamu bandingkan dengan proyek developer swasta, bisa melayang di angka 2,5M atau lebih.
Dan ini yang bikin saya makin yakin: metode pembayarannya fleksibel banget.
Opsi 1: Tunai Keras
Saya sempat pertimbangkan ini. Kalau kamu punya tabungan gede, tunai keras bisa kasih kamu diskon tambahan.
Uang Muka 20% dibayar maksimal 30 hari setelah UTJ (Uang Tanda Jadi).
Sisa pelunasan maksimal 30 hari setelah uang muka.
Opsi 2: Tunai Bertahap (24 Bulan)
Ini buat kamu yang punya penghasilan stabil tapi belum siap KPR.
Uang muka 20% bisa diangsur selama 3 bulan.
Sisa pelunasan dibagi flat selama 24 bulan.
Saya pribadi akhirnya pilih opsi ketiga…
Opsi 3: KPR (dan ini yang saya ambil)
Uang muka 10% bisa dicicil selama 3 bulan setelah UTJ.
Sisanya dibayar lewat pembiayaan KPR.
Dan ini dia bagian yang bikin saya ngerasa, “Oke, ini waktunya.”
4. Subsidi KPR Rp50 Juta Itu Nyata — Tapi Begini Faktanya
Saya tahu kamu mungkin berpikir, “Apa bener tuh? Subsidi segede itu?”
Saya pun awalnya mikir begitu. Tapi ternyata, subsidi ini berupa potongan langsung terhadap total harga jual yang masuk ke proses appraisal bank. Jadi bukan duit tunai yang dikasih ke kita, ya.
Dalam kasus saya, subsidi itu bikin simulasi cicilan saya jadi jauh lebih ringan. Karena nilai pinjaman berkurang dan DP saya bisa tetap ringan (10% dicicil 3x). Ini bukan subsidi pemerintah, tapi insentif dari developer — dan itu penting dipahami.
Satu lagi, proses ini harus melalui Sarana Jaya Property — divisi pemasaran resmi dari Perumda Pembangunan Sarana Jaya. Kalau kamu dapet info dari pihak ketiga yang mencurigakan, mending langsung kontak mereka.
5. Saya Sempat Salah Hitung Biaya Tambahan
Satu hal yang bikin saya nyaris kelimpungan adalah ketika saya sadar: harga rumah belum termasuk PPN, AJB, BPHTB, dan BBN.
Awalnya saya pikir harga 2M itu udah all-in. Tapi ternyata:
Totalnya bisa nambah sekitar 200–300 juta tergantung bank dan notarisnya. Dan saya nggak sendirian. Banyak calon pembeli juga kecele di sini. Jadi pelajaran penting: selalu tanya total biaya all-in dari awal.
6. Uang Tanda Jadi (UTJ): Jangan Diremehkan
UTJ sebesar Rp20 juta itu sifatnya non-refundable. Jadi pastikan kamu udah serius dan udah siap mental sebelum setor. Saya sendiri butuh waktu seminggu buat bener-bener yakin. Tapi begitu saya bayar UTJ, prosesnya jadi lebih cepat dan terarah.
Tip saya? Tanya juga soal kebijakan refund kalau ternyata kamu gagal KPR. Beberapa developer fleksibel, tapi jangan diasumsikan gitu aja.
7. Pengalaman Ngurus KPR: Nggak Sesimpel Iklan Bank
Saya pikir proses KPR itu tinggal isi formulir dan selesai. Ternyata… ya ampun. Banyak dokumen yang harus siap:
Dan yang bikin gregetan: proses appraisal rumah dari pihak bank kadang nggak sesuai dengan harga developer. Untungnya, subsidi dari Sarana Jaya bantu banget di sini. Jadi selisih harga nggak terlalu nyekik.
Satu tip penting: jangan nunggu rumah jadi dulu baru ajukan KPR. Segera urus sejak awal supaya bisa paralel sama proses pembangunan rumah.
8. Keuntungan Jangka Panjang yang Baru Saya Sadari
Setelah saya masuk ke rumah dan tinggal beberapa bulan, saya baru ngerasa betapa strategisnya keputusan ini.
Pertama, harga tanah di Pulo Jahe terus naik. Bahkan tetangga saya yang beli 3 bulan setelah saya, dapet harga 100 juta lebih mahal. Kaget? Saya juga.
Kedua, komunitas di Annora Fine Living tuh rapi. Karena dibangun oleh BUMD (Perumda Pembangunan Sarana Jaya), standar fasilitas dan infrastruktur cukup tinggi. Nggak ada kabel listrik semrawut atau jalan becek.
Ketiga, dan ini yang paling saya syukuri: anak saya punya tempat tumbuh yang layak. Ada taman, jalan komplek lebar, dan suasana tenang. Sesuatu yang dulu saya kira cuma bisa dinikmati kalau tinggal di luar kota.
9. Kalau Bisa Mundur ke Masa Lalu, Ini yang Akan Saya Lakukan Beda
Saya akan lebih siap dari sisi dokumen. Proses KPR bisa macet gara-gara dokumen yang nggak lengkap.
Saya juga akan minta simulasi biaya lengkap sejak awal — supaya nggak kaget pas dapat hitungan dari notaris.
Terakhir, saya akan ajak istri saya lebih awal ke marketing gallery. Karena ternyata diskusi berdua jauh lebih produktif ketimbang saya mutusin sendiri (dan kena omel belakangan).
10. Worth It Nggak?
Jawaban saya: Sangat.
Dengan total DP yang bisa dicicil, lokasi strategis, bangunan dua lantai, dan tambahan subsidi 50 juta, saya merasa rumah di Annora Fine Living ini bukan cuma tempat tinggal, tapi juga bentuk investasi jangka panjang.
Buat kamu yang masih ragu, saya sarankan: datang langsung ke lokasi. Lihat bangunannya. Rasakan suasananya. Karena buat saya, momen pertama melihat kavling saya berdiri di atas lahan sendiri — itu priceless.
Beli Rumah Kavling di Jakarta Timur Dapet Hadiah Langsung Motor Serta Subsidi KPR 50 Juta Beli Rumah Kavling di Jakarta […]